Monday 2 February 2015

Post Modern

KAJIAN TEORI

2.1. Kajian Berkaitan Dengan Tema
Tema dari proyek ini adalah "Arsitektur Post Modern”. Definisinya :
Post Modern adalah menggabungkan unsur-unsur modern dengan unsur lain-lain (vernakular, lokal, komersil, konstektual), juga berarti memperhatikan nilai-nilai yang dianut oleh arsitek dan penghuni atau masyarakat awam. (Dikutip dari buku : Klasifikasi & Ciri-ciri Seturut Charles Jencks. Charles Jencks 1960).

2.1.1. Pengertian Post Modern
Pengertian Post Modern :
 Arsitektur yang sudah melepaskan diri dari aturan-aturan modernisme. Tapi kedua-duanya masih eksis.
 Anak dari Arsitektur Modern. Keduanya masih memiliki sifat/ karakter yang sama.
 Koreksi terhadap kesalahan Arsitektur Modern. Jadi hal-hal yang benar dari Arsitektur Modern tetap dipakai.
 Merupakan pengulangan periode 1890-1930.
 Arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft dan Technology, Internasional dan Lokal. Mengakomodasikan kondisi-kondisi paradoksal dalam arsitektur.
 Tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Arsitektur Modern.

Perubahan mendasar dalam sejarah dunia arsitektur adalah saat hadirnya
arsitektur modern. Arsitektur sampai abad ke-19 dianggap sebagai seni
bangunan. Reformasi pemikiran Arsitektur Modern ini mulai muncul pada abad
ke-18, dimana yang dimaksud Arsitektur Modern bukan karya arsitektur,
melainkan ide, gagasan, pikiran atau pengetahuan dasar tentang arsitektur.
1 (Dikutip dari buku : Klasifikasi & Ciri-ciri Seturut Charles Jencks. Charles Jencks 1960)Pemikiran tersebut baru dapat direalisasikan pada pertengahan abad ke-19
dikarenakan pendidikan Arsitektur yang dibagi menjadi dua, sebagai kesenian
dan sebagai ilmu teknik sipil, dan munculnya industri bahan bangunan. Antara
tahun 1890-1930 muncul berbagai macam pergerakan, antara lain : Art and
Craft, Art Noveau, Ekspresionisme, Bauhaus, Amsterdam School, Rotterdam
School, dll. Periode tersebut merupakan puncak sekaligus titik awal dari
arsitektur modern.
Pada tahun 1950-1960, terdapat 2 pihak yang berlawanan :
1. Kelompok yang berpihak pada teknologi dan industrialisasi; tahun 1950
dikatakan sebagai titik puncak kejayaan Arsitektur Modern.
2. Kelompok yang memuja estetik dan artistik; tahun 1950-an dilihat sebagai
titik awal kemerosotan Arsitektur Modern.
Sekitar tahun 1960-an, pertentangan antara kedua pihak itu terjadi lagi
dikarenakan adanya perbedaan pendapat tentang ‘untuk siapa arsitektur itu
diciptakan?’ Hal tersebut yang menjadi titik awal lahirnya Post Modernisme
yang melawan Modernisme dengan pernyataan: Less Is Bore. Media massa
juga ikut berperan dalam memicu timbulnya pluralism yang menjadi bahan
dasar Post Modernisme.
Perbedaan karakter Modernisme dan Post Modernisme :
 Modernisme : singular, seragam, tunggal.
 Post Modernisme : plural, beraneka ragam, bhinneka.
http://Pengertian Arsitektur ,Modern,Postmodern,Dekonstruksi « BOBBY_SARAGIH BLOG.htm.2

2.1.2. Sebuah Gambaran tentang Post Modern
Post Modern bisa dimengerti sebagai filsafat, pola berpikir, pokok berpikir,
dasar berpikir, ide, gagasan, teori. Masing-masing menggelarkan pengertian
tersendiri tentang dan mengenai Postmodern, dan karena itu tidaklah
mengherankan bila ada yang mengatakan bahwa postmodern itu berarti
`sehabis modern’ (modern sudah usai); `setelah modern’ (modern masih
berlanjut tapi tidak lagi populer dan dominan); atau yang mengartikan sebagai
`kelanjutan modern’ (modern masih berlangsung terus, tetapi dengan
2 http://Pengertian Arsitektur ,Modern,Postmodern,Dekonstruksi « BOBBY_SARAGIH BLOG.htm.
II-3
melakukan penyesuaian/adaptasi dengan perkembangan dan pembaruan yang
terjadi di masa kini).
Di dalam dunia arsitektur, Post Modern menunjuk pada suatu proses atau
kegiatan dan dapat dianggap sebagai sebuah langgam, yakni langgam
Postmodern. Dalam kenyataan hasil karya arsitekturnya, langgam ini muncul
dalam tiga versi/sub-langgam yakni Purna Modern, Neo Modern, dan
Dekonstruksi. Mengingat bahwa masing-masing pemakai dan pengikut dari
sub-langgam/versi tersebut cenderung tidak peduli pada sub-langgam/versi
yang lain, maka masing-masing menamakannya langgam purna-modern,
langgam neo-modern dan langgam dekonstruksi.

2.1.2.1. PURNA MODERN
a. Purna Modern merupakan pengindonesiaan dari postmodern
versi Charles Jencks (ingat, pengertian veris Jencks
itu berbeda dari pengertian umum dari `Post Modern’ yang
digunakan dalam judul catatan kuliah ini)
b. Ditandai dengan munculnya ornamen, dekorasi dan elemenelemen
kuno (dari Pra Modern) tetapi dengan melakukan
transformasi atas yang kuno tadi.
c. Menyertakan warna dan tekstur menjadi elemen arsitektur
yang penting yang ikut diproses dengan bentuk dan ruang.
d. Tokohnya antara lain : Robert Venturi, Michael Graves, Terry
Farrell.

2.1.2.2. NEO MODERN
a. Dahulu diberi nama Late Modern oleh Charles Jencks,
sehingga pengertiannya tetap tidak berubah.
b. Tidak menampilkan ornamen dan dekorasi lama tetapi
menojolkan Tektonika (The Art of
Construction). Arsitekturnya dimunculkan dengan
memamerkan kecanggihan yang mutakhir terutama
teknologi.
c. Sepintas tidak terlihat jauh berbeda dengan Arsitektur
Modern yakni menonjolkan tampilan geometri.
II-4
d. Menampilkan bentuk-bentuk tri-matra sebagai hasil dari
teknik proyeksi dwi matra (misal, tampak sebagai proyeksi
dari denah). Tetapi, juga menghadirkan bentukan yang
trimatra yang murni (bukan sebagai proyeksi dari bentukan
yang dwimatra).
e. Tokohnya antara lain: Richard Meier, Richard Rogers,
Renzo Piano, Norman Foster.
f. Tampilan dominan bentuk geometri.
g. Tidak menonjolkan warna dan tekstur, mereka ini hanya
ditampilkan sebagai aksen. Walaupun demikian, punya
warna favorit yakni warna perak.

2.1.2.3. DEKONSTRUKSI
a. Geometri juga dominan dalam tampilan tapi yang digunakan
adalah geometri 3-D bukan dari hasil proyeksi 2-D sehingga
muncul kesan miring dan semrawut.
b. Tokohnya antara lain: Peter Eisenman, Bernard Tschumi,
Zaha Hadid, Frank O’Gehry.
c. Menggunakan warna sebagai aksen dalam komposisi
sedangkan tekstur kurang berperan.
Pokok-pokok pikiran yang dipakai arsitek Post Modern yang tampak dari
ciri-ciri di atas berbeda dengan Modern. Di sini akan disebutkan tiga perbedaan
penting dengan yang modern itu.
1. Tidak memakai semboyan Form Follows Function
Arsitektur Postmodern mendefinisikan arsitektur sebagai sebuah
bahasa dan oleh karena itu arsitektur tidak mewadahi melainkan
mengkomunikasikan.
Yang dikomunikasikan oleh ketiganya itu berbeda-beda, yaitu :
 PURNA MODERN : yang dikomunikasikan adalah identitas
regional, identitas kultural, atau identitas historikal. Hal-hal yang
ada di masa silam itu dikomunikasikan, sehingga orang bisa
II-5
mengetahui bahwa arsitektur itu hadir sebagai bagian dari
perjalanan sejarah kemanusian.
 NEO MODERN : mengkomunikasikan kemampuan teknologi dan
bahan untuk berperan sebagai elemen artistik dan estetik yang
dominan.
 DEKONSTRUKSI : yang dikomunikasikan adalah
a. Unsur-unsur yang paling mendasar, essensial, substansial
yang dimiliki oleh arsitektur.
b. Kemampuan maksimal untuk berarsitektur dari elemenelemen
yang essensial maupun substansial.
Karena pokok-pokok pikiran itu dapat pula dikatakan bahwa:
 Arsitektur PURNA MODERN memiliki kepedulian yang besar
kepada masa silam (The Past),
 Arsitektur NEO MODERN memiliki kepedulian yang besar
kepada masa ini (The Present), sedangkan
 Arsitektur DEKONSTRUKSI tidak mengikatkan diri kedalam
salah satu dimensi Waktu (Timelessness). Pandangan seperti ini
mengakibatkan timbulnya pandangan terhadap Dekonstruksi
yang berbunyi “Ini merupakan kesombongan dekonstruksi.”
2. Fungsi Arsitektur
Yang dimaksud dengan `fungsi’ di sini bukanlah `aktivitas’, bukan
pula `apa yang dikerjakan/dilakukan oleh manusia tehadap arsitektur’
(keduanya diangkat sebagai pengertian tentang `fungsi’ yang lazim
digunakan dalam arsitektur modern). Dalam arsitektur Postmodern yang
dimaksud fungsi adalah peran adan kemampuan arsitektur untuk
mempengaruhi dan melayani manusia, yang disebut manusia bukan
hanya pengertian manusia sebagai mahluk yang berpikir, bekerja
melakukan kegiatan, tetapi manusia sebagai makhluk yang berpikir,
bekerja, memiliki perasaan dan emosi, makhluk yang punya mimpi dan
II-6
ambisi, memiliki nostalgia dan memori. Manusia bukan manusia sebagai
makhluk biologis tetapi manusia sebagai pribadi.
Fungsi adalah apa yang dilakukan arsitektur, bukan apa yang
dilakukan manusia; dan dengan demikian, ‘FUNGSI bukan AKTIVITAS’
Dalam Postmodern, perancangan dimulai dengan melakukan analisa
fungsi arsitektur, yaitu :
 Arsitektur mempunyai fungsi memberi perlindungan kepada
manusia (baik melindungi nyawa maupun harta, mulai nyamuk
sampai bom),
 Arsitektur memberikan perasaan aman, nyaman, nikmat,
 Arsitektur mempunyai fungsi untuk menyediakan dirinya dipakai
manusia untuk berbagai keperluan,
 Arsitektur berfungsi untuk menyadarkan manusia akan
budayanya akan masa silamnya,
 Arsitektur memberi kesempatan pada manusia untuk bermimpi
dan berkhayal,
 Arsitektur memberi gambaran dan kenyataan yang sejujurjujurnya.
Berdasarkan pokok pikiran ini, maka :
 PURNA MODERN yang ditonjolkan didalam fungsinya itu,
adalah fungsi-fungsi metaforik (=simbolik) dan historikal.
 NEO MODERN menunjuk pada fungsi-fungsi mimpi, yang utopi
(masa depan yang sedemikian indahnya sehingga tidak bisa
terbayangkan).
 DEKONSTRUKSI menunjuk pada kejujuran yang sejujurjujurnya.
3. Bentuk dan Ruang
Didalam Postmodern, bentuk dan ruang adalah komponen dasar
yang tidak harus berhubungan satu menyebabkan yang lain (sebab
akibat), keduanya menjadi 2 komponen yang mandiri, sendiri-2, merdeka,
sehingga bisa dihubungkan atau tidak.
II-7
Yang jelas bentuk memang berbeda secara substansial, mendasar
dari ruang.
Ciri pokok dari bentuk adalah ‘ada dan nyata/terlihat/teraba’,
sedangkan ruang mempunyai ciri khas ‘ada dan tak-terlihat/tak-nyata’.
Kedua ciri ini kemudian menjadi tugas arsitek untuk mewujudkannya.
Berdasarkan pokok pikiran ini, maka dalam arsitektur :
 PURNA MODERN bentuk menempati posisi yang lebih dominan
daripada ruang,
 NEO MODERN sebaliknya bertolak belakang , menempatkan
ruang sebagai unsur yang dominan, sedangkan dalam
 DEKONSTRUKSI tidak ada yang dominan, tidak ada yang tidak
dominan, bentuk dan ruang memiliki kekuatan yang sama.

2.1.3. Perbandingan Modern Dengan Post Modern
Tabel 2.1. Ideologi
Modern Post-modern
 Satu gaya internasional
 Berupa khayalan ,idealis
 Fungsional
 Arsitek sebagai nabi
 Elitis untuk setiap manusia
 Zeitgeit
 Bersifat menyeluruh, luas
 Gaya dengan dua makna
 Bentuk semiotic
 Tradisi dan pilihan
 Arsitek sebagai wakil dan aktifis
 Elitis dan partisipatif
 Ornamen, klien
 Sifat berbeda-beda
Sumber : http/www.Pengertian Arsitektur ,Modern,Postmodern,Dekonstruksi « BOBBY_SARAGIH BLOG.htm
Tabel 2.2. Stylistic
Modern Post-modern
 Bersifat lurus ke depan
 Sederhana
 Bentuk abstrak
 Mempertahankan kemurnian
 Ekspresi campuran
 Kerumitan
 Ruang yang berubah-ubah dan
dengan kejutan
II-8
 Estetika mesin, logika,
sirkulasi, teknologi,
mekanikal
 Anti ornamen
 Anti historis
 Anti humor
 Anti simbol
 Konvensional dan bentuk abstrak
 Artikulasi semiotic
 Bermacam-macam estetika yang
berubah berdasarkan keadaan,
pengungkapan isi Pro organik,
pemakaian ornamen
 Pro metaphor
 Pro simbol
 Pro referensi historis
Sumber : http/www.Pengertian Arsitektur ,Modern,Postmodern,Dekonstruksi « BOBBY_SARAGIH BLOG.htm
Table 2.3. Ide desain
Modern Post-modern
 Kota di taman
 Pemisahan fungsi
 “Kulit dan tulang”
 Volume bukan massa
 Papan, ujung balok
 Transparan
 Keadaan kota dan perbaikan
 Pencampuran fungsi
 Arti yang langsung dimengerti
 Ruang tidak simetris dan
perluasan
 Street building
 Kedwiartian
 Cenderung asimetri /simetri
Sumber : http/www.Pengertian Arsitektur ,Modern,Postmodern,Dekonstruksi « BOBBY_SARAGIH BLOG.htm

2.1.4. Ciri-Ciri Arsitektur Post Modern
2.1.4.1. Ciri-Ciri Arsitektur Post Modern Menurut Charles Jenks3
A. Ideologi
 Double-coding of style :
Menggabungkan unsur-unsur modern dengan unsure-unsur
lain (vernakuler, local, komersial, kontekstual), juga
memperhatikan nilai-nilai yang dianut arsitek dan penghuni
atau masyarakat awam.
3 Sumber : Arsitektur Post Modern, Charles Jencks, Ir. Kadarono ; Mata Kuliah Studio Perancangan Arsitektur 5, ITATS
II-9
 ‘popular’ and pluralist :
Tidak terikat oleh aturan atau kaidah tertentu, tetapi punya
tingkat fleksibelitas yang tinggi, sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
 Semiotic form :
Bentuk yang ada mempunyai tanda makna dan tujuan,
sehingga penampilanya sangat mudah dipahami.
 Traditions and choice
Bentukan yang ada mengandung unsur-unsur atau nilai-nilai
tradisi yang penerapanya secara terpilih, atau disesuaikan
dengan maksud dan tujuan perancang.
 Artist / client :
Arsitektur mengandung dua hal pokok yang menjadi
tuntutan perancang, bersifat seni (intern) dan bersifat umum
(ekstern) sehingga mudah dipahami.
 Elitist and participative :
Arsitektur lebih menonjolkan kebersamaan serta mengurangi
sifat keangkuhan.
 Piecemeal :
Adanya penerapan unsur-unsur dasar seperti history,
vernakuler, lokasi, dll.
 Architect as representative and activist :
Arsitek sebagai wakil penerjemah ide kepada perancana dan
secara aktif berperan serta dalam perancangan.
B. Stylistic
 Hybrid expression :
Tampilanya merupakan hasil dari gabungan unsur-unsur
modern dan unsure-unsur yang lain.
 Complexity
 Kerumitan, menyeluruh
 Keanekaragaman yang tersusun dalam kerumitan
 Kombinasi unsure-unsur arsitektur yang menghasilkan
harmony
II-10
 Variable space with surprises
 Perubahan ruang yang terjadi, tercipta atau diciptakan
adanya kejutan, perbedaan dan sesuatu yang lain dari
ruang yang sebelumnya, mesalnya perbedaan atau
kejutan pada warna, detail elemen arsitektur, suasana
interior, dll.
 Suasana ruang yang satu beda dari suasana ruang
yang berikutnya.
 Conventional and abstract form :
 Tampilanya menampilkan bentuk-bentuk konvensional
dan bentuk-bentuk yang popular, sehingga mudah di
tangkap artinya.
 Rujukan stilistik / sejarah.
 Eclectic :
Bentuknya merupakan campuran langgam-langgam yang
saling bergabungan secara kontinyu untuk mencapai unty
(kesatuan).
 Semiotic articulation :
 Mempunyai arti yang hendak di tampilkan secara fungsi.
 Artikulasi mengacu pada semiotic.
 Variable mixed aesthetic depending on context, expression
of content and semantic approprianteness to ward function :
Arsitekturnya merupakan gabungan dari unsure-unsur
estetis dan fungsi, yang mana keduanya tidak saling
mengacaukan.
 Pro-organic and applied ornament :
Mencerminkan kedinamisan sesuatu yang hidup dan
dekoratif.
 Pro-representation :
Merupakan cirri-ciri yang gambling, sehingga dapat
memperjelas arti dan fungsi.
II-11
 Pro-metaphor / metaphysic :
 Mengingatkan pada organ atau tubuh manusia, baik
langsung maupun tidak langsung untuk member kesan
hidup.
 Tiap bangunan / kelompok bangunan memiliki ciri
khasnya masing-masing.
 Pro-historical reference :
 Mengingatkan pengamat pada keadaan lama
 Menampilkan niai-nilai history pada setiap rancangan,
sehingga menjadi penegas rancangan.
 Pro-humour :
Memperlihatkan nilai-nilai humoris, sehingga dapat
mengajak pengamat untuk menikmatinya.
 Pro-symbolic :
 Penampilan yang mempertahankan olah geometric
dengan memakai symbol.
 Menekankan pelambangan.
C. Design ideas
 Contextual urbanism and rehabilitation :
Melibatkan pemakai dalam proses perancangan dan
memperhatikan unsure asosiatif yang dikenal masyarakat.
 Functional mixing :
Merupakan gabungan dari beberapa fungsi yang menjadi
tuntutan perancangan.
 Mannerist and baroque’ :
Adanya kecenderungan untuk menonjolkan diri
 All rhetorical means :
Semua bentuk rancangan mempunyai arti
 Skew space and extensions :
Ruang dinyatakan secara tidak nyata dan mengakomodir
perluasan.
II-12
 Street building :
Merupakan pergerakan, tumbuh dan berjalan, menunjuk
pada kedinamisan
 Ambiguity :
 pengertian : ragu-ragu
 Tmbulnya dua arti karena adanya image bangunan dan
penafsirannya, tergantung dari persepsi masing-masing
pengamat terhadap image dari obyek yang dilihat
 Tend to asymmetrical symmetry (queen annee revival) :
Menampilkan bentuk-bentuk yang berkesan a-symetrisan
yang seimbang.
 Collage / collision
Merupakan gabungan / paduan elemen-elemen yang
berlainan.
2.1.5. Enam Aliran Arsitektur Post Modern Menurut Charles Jencks.4
2.1.5.1. Historicism.
Dasar Ideologi :
 Bentuk semiotik
 Double coding
 Pluralisme
Dasar Gaya / Style :
 Kompleks dan berlawanan
 Eclectik
 Pro sejarah
 Penggunaan ornamen
 Artikulasi semiotik
 Pro presentatif
Dasar ide desain :
 Mannerism dan barol
 Ambiguitas
 Kolase
4 Sumber : Arsitektur Post Modern, Charles Jencks, Ir. Kadarono ; Mata Kuliah Studio Perancangan Arsitektur 5, ITATS
II-13
Contoh Historicism ;
 Jepang
 Arsitek dengan gaya New Japanese Style.
 Konsepnya adalah tradisional dan Rasionalisme yang diatur
dengan aturan Corbusian (ala Le Corbusier)
 Tokohnya : Kunio Mayekawa, Kenzo Tange, Kisho
Kurokawa, Kiyonori Kikutake, Arata Izosaki, dll
Gambar II.1. ; Gymnasium Building.
Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004
Kesan perpaduan antara modern dan tradisional
Jepang (Double Coding) sangat terasa dalam rancangan
Gymnasium Building karya Kenzo Tange.
 Italia
 Dikenal dengan aliran Neo Liberty Italian yang bersumber
dari : Neo-Roman, Neo Vernacular Revivalism.
 Contoh Arsitek :
 Philip Johnson : Classical Image & historic (lihat AT &
T Building).
Gambar II.2. ; AT & T karya Arsitek Philip Johnson.
Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004
II-14
 Charles Moore :
 Memakai bahasa lama dari arsitektur.
 Merasakan perwujudan ruang melalui Historical
Illusion.
 Menggunakan metoda participation
(keterdekatan dengan client).
 Keanekaragaman budaya diperhatikan.
 Pluralis dan Radical Eclecticism (kemajemukan);
1. Fungsi yang berbeda (The Variety of
Function).
2. Selera budaya pemakai (The Spesific
Taste Culture of its users).
3. Konten dari Bangunan (the Content of
building).
Gambar ; II.3. ; Piazza d´Italia di New Orleans (1976 – 1979),
Arsitek Charles Moore..
Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004
2.1.5.2. Straight Revivalisme.
Dasar Ideologi :
 Bentuk Semiotik
 Double Coding
 Pluralisme
 Elitis
 Peace Meal/Perbagian
 Arsitek Sebagai Artis Dan Klien
 Tradisi
II-15
Dasar Gaya / Style :
 Kompleks Dan Berlawanan
 Eclectik
 Pro Sejarah
 Penggunaan Ornamen
 Artikulasi Semiotik
 Pro Representatif
 Tergantung Konteks
 Ekspresi Hybrid
Dasar Ide Desain :
 Kontekstual
 Fungsi Bercampuran
 Bangunan Rata Jalan
 Ambiguitas
 Queen Anne Revival
 Pemakaian langgam-langgam arsitektur yang sulit untuk
dihilangkan dengan cara apapun karena sudah mendarahdaging
di masyarakat (= misalnya Gothic).
 Mengulang mentah-mentah gaya yang muncul sebelum
fungsionalisme.
Contoh-contoh ;
• Hasan Fathy.
• Francois Sporay.
• Quinlan Terry.
• Edwin Lutyen.
2.1.5.3. Neo Vernacular.
Dasar Ideologi :
 Bentuk Semiotik
 Double Coding
 Popular Dan Pluralisme
 Peace Meal / Perbagian
II-16
 Artis Dan Klien
 Arsitek Sebagai Aktivis Dan Representatif
Dasar Gaya / Style :
 Kompleks Dan Berlawanan
 Eclectik
 Pro Sejarah
 Pro Organis
 Ekspresi Hybrid
 Pro Representatif
 Artikulasi Semiotik
Dasar Ide Desain :
 Kontekstual Urbanisme Dan Rehabilitasi
 Fungsi Bercampuran
 Bangunan Rata Jalan
 Ambiguitas
 Kolase
 Perkawinan antara bangunan modern dan bangunan bata abad
19.
 Menampilkan langgam asli daerah setempat pada bangunan
baru.
Ciri-ciri :
 Atap miring
 Outline bangunan identik dengan lingkungan Vernacular
 Bahan bangunan alami (batu bata). Slogan : Bangunan lebih
manusiawi
 Detail yang digunakan sepotong-potong
 Massa bangunan seperti lukisan.
II-17
2.1.5.4. Ad - hoc Urbanist
Dasar Ideologi :
 Bentuk Semiotik
 Double Coding
 Popular Dan Pluralisme
 Peace Meal / Perbagian
 Artis Dan Klien
 Arsitek Sebagai Aktivis Dan Representatif
Dasar Gaya / Style :
 Kompleks Dan Berlawanan
 Eclectik
 Pro Organis
 Ekspresi Hybrid
 Tergantung Konteks
 Pro Representatif
 Artikulasi Semiotik
Dasar Ide Desain :
 Kontekstual
 Fungsi Bercampuran
 Bangunan Rata Jalan
 Ambiguitas
 Kolase / Collision
 Ciri Khas Aliran ad-hoc : keasyikan menambah pelbagai
komponen baru pada suatu rancangan yang sedang dalam
proses pengembangan tanpa berusaha memikirkan lokasi dan
posisi yang tepat diantara proses tersebut.
 Alasannya : kebutuhan tersebut baru terpikirkan kemudian.
Contoh-contoh Ad - hoc Urbanist ;
 Karya-karya James Stirling.
 Karya-karya Rob & Leon Krier.
 Karya-karya : Lucien Kroll.
II-18
 Karya-karya : Ralph Erskine, antara lain Byker Housing di
New Castle.
Gambar II.4. ; Byker Housing di New Castle, Karya Ralph Erskine
Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004
2.1.5.5. Metaphor / Metaphysics
Dasar Ideologi :
 Bentuk Semiotik
 Double Coding
 Popular Dan Pluralisme
 Arsitek Sebagai Aktivis Dan Representatif
Dasar Gaya / Style :
 Pro Organis
 Pro Simbiolesme
 Artikulasi Semiotik
 Pro Metaphor
 Pro Humor
Dasar Ide Desain :
 Kontekstual
 Ambiguitas
 Tiap karya arsitektur harus mempunyai Significant References.
 Pilihannya : Referensi yang janggal, kabur dan tersamar.
 Bangunan dianggap seperti organ / tubuh manusia, alam dan
binatang.
II-19
Contoh-contohnya Metaphor / Metaphysics ;
 Sydney Opera House (Jorn Utzon).
Gambar II.5.; Sydney Opera House. Arsitek Jorn Utzon.
http//www.opera\leteratur opera syedney\translate.htm
Metafor yang muncul :
1. Perahu Layar.
2. Kura-kura bertumpuk-tumpuk.
3. Kulit jeruk yang dikupas.
 Kapel Ronchamp (Karya : Le Corbusier).
Gambar II.6.; KapeL Ronchamp, Arsitek Lee Cobusier.
Sumber : http//www.konsep-pemikiran-arsitektur-modern
Metafor yang muncul :
1. Kapal.
2. Tangan terkepal / berdoa.
3. Topi perancis.
II-20
 Swan´s Hotel (Karya : Michael Graves).
Gambar II.7,. ; Swan´s Hotel Karya : Michael Graves.
Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004
Metafor yang muncul :
 Sclupture berbentuk Angsa ditampilkan apa adanya.
 TWA – Eero Saeerinen.
Gambar II.8. ; TWA – Eero Saeerinen.
Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004
Metafor yang muncul :
 burung yang membentangkan sayapnya dan siap
terbang
II-21
 Simbolisme Dan Metafor Dalam Bentuk Ornamen
Gambar II.9, ; Unsur simbolisme dan metafor yang seringkali hadir dalam
arsitektur Post Modern.
Sumber: http//www.Arsitektur Post Modern. Wawancara dengan koran
Seputar Indonesia _ Arsitektur rumah tinggal dan desain interior.htm
2.1.5.6. Post - Modern Space
Dasar Ideologi :
 Double Coding
 Pluralisme
 Bentuk Semiotik
 Arsitek Sebagai Representatif
Dasar Gaya / Style :
 Ekspresi Hybrid
 Kompleks Dan Berlawanan
 Kejutan Dalam Ruang
 Bentuk Abstrak
 Artikulasi Semiotik
Dasar Ide Desain :
 Fungsi Bercampuran
 Bentuk Miring
 Ambiguitas
 Keseimbangan Asimetri
 Berarti Harifah
II-22
Beberapa Contoh Karya-karya Besar Frank O Gehry ;
 Museum Gugenheim Bilbao – Spanyol 1997, (karya ;
Frank O Gehry).
Gambar II.10. ; Museum Gugenheim Bilbao – Spanyol 1997.
Sumber; http//www.Arsitektur Post Modern. Wawancara dengan koran
Seputar Indonesia _ Arsitektur rumah tinggal dan desain interior.htm
 Ray & Maria Stata Center, Mit - CAMBRIDGE MA, USA.
(karya ; Frank O Gehry).
Gambar II.11. ; Ray & Maria Stata Center, Mit - CAMBRIDGE MA, USA.
Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004
 Weisman Center, Minneapolis - Mn, Usa 1993. (karya ;
Frank O Gehry).
Gambar II.12. ; Gehry House, Santa – Monica, Califonia 1977 – 1988.
Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004
II-23
Beberapa Contoh Karya-karya Besar Peter Eisenman ;
 Model Of Biocentrium, Biotechnology Research
Laboratory. (karya ; Peter Eisenman).
Gambar II.13. ; Model Of Biocentrium, Biotechnology Research Laboratory.
Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004
 House III, Lakeville, Connecticut 1969 - 1971. (karya ;
Peter Eisenman).
Gambar II.14. ; House III, Lakeville, Connecticut 1969 - 1971.
Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004

0 comments:

Post a Comment