Tuesday 17 February 2015

TERMAL

0

Fisika Bangunan (Pengaruh Cuaca Terhadap Kenyamanan dan Ketahanan Bangunan Secara Umum dan Khusus)



1.  Faktor cuaca yang berpengaruh pada kenyamanan dan Ketahanan Bangunan

      Di wilayah Indonesia sendiri, khususnya di daerah Jawa, nenek moyang kita sejak zaman purbakala selalu menghadapkan pintu utama rumahnya ke arah selatan atau utara. Orang Minangkabau memilih bentuk atap rumahnya yang tinggi serta curam. Hal ini dilakukan untuk mengisolir teriknya matahari yang berlebihan dan memudahkan pengaturan air hujan yang seringkali jatuh dalam jumlah besar. Rumah-rumah di Kalimantan, Sulawesi, Irian dan Priangan umumnya didirikan di atas tiang-tiang atau umpak. Hal ini baik untuk mengurangi dan menghilangkan kelembaban di dalam ruangan.
            Pada dasarnya, ada tiga faktor terpenting yang menyangkut bahan-bahan pemikiran dalam melaksanakan suatu perencanaan bangunan, yaitu:
1. Manusia dengan kebutuhannya
2. Pengaruh iklim
3. Bahan bangunan
            Faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan ruang:
1. Pergerakan udara
2. 
Suhu udara
3. Kelembaban udara

4. Radiasi
Arsitektur Tropis Lembab
Ciri-ciri 
iklim tropis basah :
1. Curah 
hujan tinggi
2. Kelembaban tinggi
3. Temperatur udara panas sampai dengan nikmat
4. Angin (aliran udara) sedikit
5. Radiasi matahari sedang sampai kuat (matahari bersinar sepanjang tahun)
6. Pertukaran panas kecil karena kelembaban tinggi (udara sudah jenuh oleh uap air), sehingga air tidak mudah menguap.

            Selain 
ciri-ciri umum tersebut, ada pula beberapa daerah yang mempunyai keadaan iklim yang sedikit berbeda, misalnya daerah pegunungan, seperti Bandung dan Malang lebih sering terjadi hujan, atau di daerah Nusa Tenggara Timur yang paling jarang terjadi hujan, sehingga disana banyak terdapat sabana atau padang rumput dan semak-semak.
Permasalahannya adalah bagaimana udara tetap mengalir sehingga penguapan bisa terus berlangsung. Misalnya untuk daerah yang mempunyai iklim tropik basah seperti yang tersebut di atas, dinding bangunan dibuat tebal dan tidak dibuat sirkulasi udara sehingga penguapan tidak terlalu cepat.

Strategi utama untuk 
bangunan:
- Menghalangi radiasi sinar matahari langsung dengan louvers dan sun shading (pembayang sinar matahari)
- Isolasi radiasi panas dengan 
ruang udara (pada atap dan pemakaian bahan-bahan bersel dan berpori atau berongga)
- Jarak bangunan dengan bangunan lain jauh untuk memperlancar aliran udara
- Ke
nyamanan Thermis dicapai dengan aliran udara yang mengenai tubuh manusia.
- Menghentikan/isolasi radiasi dengan reflektor kurang sesuai karena akan menambah panas lingkungan dan mengurangi penerapan kelembaban dan penguapan.
- Bahan-bahan yang dipakai sebaiknya mempunyai BJ kecil (ringan), time lag rendah, kapasitas panas kecil, dimensi kecil, berat sendiri kecil, dapat mengikuti kadar kelembaban udara sekitar dan konduktivitas panas rendah.
Perilaku iklim tropis basah dan bentuk bangunan:
1. Curah hujan tinggi diatasi dengan kemiringan atap curam
2. Kelembaban tinggi, diatasi dengan:
- Penggunaan dinding porous pada bangunan agar dapat ikut menyerap uap air di dalam ruangan dan meningkatkan ke
nyamanan. Dinding dikeringkan aliran udara yang melewati celah-celah dinding, mendinginkan permukaan bangunan,
- Bangunan mempunyai dua jenis jendela, temporal dan tetap. Jendela temporal digunakan pada siang hari.
3. Radiasi sinar langsung, diatasi dengan pemakaian sun shading. Agar panas tidak terakumulasi dipakai bahan yang kapasitas panasnya kecil. Pada malam hari, udara lembab akan mengembun dan jenuh, yang akan menimbulkan rasa panas. Karena itu, bahan yang dipakai harus mempunyai time lag rendah (cepat panas, cepat dingin). Pada siang hari, radiasi tinggi, bahan bangunan harus mempunyai konduktivitas panas rendah dan isolasi panas dengan udara mengalir (membawa udara panas dan uap air di permukaan bahan), mengurangi panas bangunan. Dimensi dan berat kecil agar tidak menyimpan panas. Pagi hari, suhu udara terdingin, bangunan harus membatasi pengeluaran panas dari dalam bangunan.
4. Udara lembab, tanah lembab, radiasi panas balik dari tanah membuat udara jenuh. Keadaan ini ditanggulangi dengan mengangkat lantai bangunan untuk memberi kesempatan udara mengalir di kolong bangunan.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengaruh iklim terhadaparsitektur, maka analisa dapat dilakukan, yang meliputi:
1. Analisa Lahan
Analis   ini meliputi adaptasi terhadap lingkungan.
2. Analisa Orientasi
Dicari arah yang terbaik agar didapat lingkungan yang sesuai dengan yang disyaratkan.
3. Analisa Bentuk
Meliputi analisa dari rancangan 
bangunan dan komposisi kelompok bangunan. Design bangunan secara tunggal berpengaruh pada terbentuknya suatu lingkungan dalam bangunan tersebut yang merupakan suatu modifikasi lingkungan luar yang dibentuk oleh kelompok bangunan. Bentuk dari kelompok bangunan ini mempunyai pengaruh pada lingkungan luar yang terjadi. Kepadatan bangunan mempunyai pengaruh besar pada pembentukan iklim lingkungan luar.
4. Analisa Sistem Konstruksi
Sistem konstruksi berpengaruh pada proses modifikasi iklim atau lingkungan luar menjadi lingkungan dalam yang terhuni dengan baik.
Dengan analisa-analisa di atas dapat diketahui gradasi pengaruh iklim pada setiap langkah perencanaan .
Iklim dan arsitektur di Indonesia sangat dipengaruhi oleh matahari. Kondisi alam akibat pengaruh iklim tersebut direspon manusia dengan menciptakan lingkungan binaan. Iklim di Indonesia adalah tropik basah, karena kadar uap airnya (humidity) tinggi dengan dua musim.
Pada daerah yang memiliki iklim tropik kering (humidity rendah), seperti daerah Arab, udara sangat panas. Penguapan sangat cepat, karena itu walaupun  udara panas, mereka tetap memakai baju tebal untuk mencegah penguapan cairan tubuh yang terlalu cepat.
Masalah umum dan masalah bangunan:1. Panas bangunan tidak menyenangkan
2. Penguapan sedikit karena gerakan udara lambat
3. Perlu perlindungan terhadap radiasi matahari, hujan dan serangga
4. Di sekitar lautan juga diperlukan perlindungan terhadap angin keras
Hal-hal penting untuk diperhatikan            :1. Bangunan sebaiknya terbuka dengan jarak yang cukup antara masing-masing bangunan, untuk menjamin sirkulasi udara yang baik
2. Orientasi bangunan adalah utara-selatan untuk mencegah pemanasan matahari terhadap fasade yang lebih lebar
3. Bangunan harus memiliki lebar yang masih memungkinkan untuk mendapatkan ventilasi silang
4. 
Ruang di sekitar bangunan harus diberi peneduh tetapi tidak mengganggu sirkulasi udara
5. Harus dipersiapkan penyaluran air hujan dari atap ke halaman
6. Bangunan ringan dengan daya serap panas yang rendah, contoh: dinding gedek atau bilik sebagai dinding bernafas untuk membantu penguapan.
Vegetasi merupakan sumberdaya alam bagi untuk bangunan, sebab:1. Berpengaruh terhadap arsitektur tradisional di zaman pertanian
2. Berpengaruh pada lingkungan binaan yang terbentuk disesuaikan dengan alam
Contoh       :• Sumatera dan Kalimantan kaya akan vegetasi yang subur seperti kayu, sehingga rumah berbahan kayu, lantai rumah ditinggikan karena menghindari kelembaban, dan atap curam untuk mengatasi curah hujan yang tinggi
• Pada daerah Toraja digunakan bambu
• Daerah Jawa, lantai semakin menempel ke tanah, tidak seperti di Sumatera
• Di Kupang, Sumba, Flores, dan Timor, karena tidak ada hutan, banyak savana, maka digunakan rumbia dan alang-alang pada arsitekturnya.
Konstruksi Arsitektur Tropis• Ruang dilalui angin setinggi badan
• 
Ruang para-para harus diberi angin
• Lantai dapat diangkat, dijadikan lubang ventilasi (dapat dilalui angin)
• Atap mempunyai daya serap panas yang rendah agar dapat menahan panas.
Tiga wujud arsitektur tropis    :1. Arsitektur Teknologis
Semua pengkondisian interior dilakukan secara mekanis. Hanya tampak luarnya saja yang mencerminkan arsitektur tropis.
2. Arsitektur Tropis Geografis
Menggunakan prinsip-prinsip arsitektur tropis secara menyeluruh, selubung bangunan, maupun di dalamnya.
3. Arsitektur Kultural
Karena budaya yang turun temurun.
Pada daerah khatulistiwa, perbedaan temperatur iklim tropis basah tidak ekstrim. Untuk daerah tropis basah, dinding perlu memiliki lubang agar udara dapat mengalir dan mengurangi kelembaban udara dalam 
ruang, sehingga mempermudah penguapan. Pada prinsipnya, udara dapat mengalir di dalam ruangan, setinggi ruang, minimal setinggi badan. Temperatur di dalam dan di luar ruangan sama.
Perbandingan Respon Bangunan Tradisional dan Modern terhadap IklimUntuk melihat bagaimana respon bangunan tradisional terhadap iklim kita mengambil contoh rumah tradisional Malaysia. Rumah tradisional Malaysia menggunakan konstruksi kayu yang ringan dan material alam lainnya yang kapasitas panasnya rendah. Atap rumah adalah insulator thermal yang sempurna, kaca jarang digunakan Bata, baton, keramik dan material lainnya yang kapasitas panasnya tinggi akan meradiasikan panas kedalam rumah yang mengakibatkan ketidaknyamanan.
Perbandingan antara rumah tradisional dengan rumah modern dapat kita lihat dari segi penggunaan bentuk bangunan, material bahan bangunan, penataan denah dan bangunan dan vegetasi.


2.Bagaimana Faktor-Faktor  Cuaca  Mempengaruhi Secara Umum

Pengaruh iklim pada kesehatan dan kenyamanan bangunan secara umum. Bahwasannya  perencanaan  serta  tata  letak  suatu bangunan  harus disesuaikan  dengan  keadaan  iklim  setempat adalah  suatu  hal  yang  sejak lama sudah dikenal manusia secara universal. Berabad-abad lamanya hingga kini dalam sejarah manusia, mereka belajar, meneliti dan berusaha melindungi rumah-rumah ataupun  bangunan-bangunannya  terhadap  pengaruh-pengaruh yang  tidak  menguntungkan  diri  iklim  sesuai  dengan  keadaan serta kondisi daerahnya masing-masing.
      Di negara kita Indonesia, umpamanya di daerah pulau Jawa; nenek moyang kita sejak jaman purbakala selalu menghadap pintu utama rumahnya ke arah Selatan  atau  utara.  Hal  ini  antara  lain disebabkan  karena  dengan  cara demikian  ruangan-ruangan dengan  mudah  dapat  menerima  aliran  udara melalui  bukaan (pintu  dan  jendela)  rumahnya  termasuk  sinar  matahari  pagi, namun  pada  siang  hari  sinar  (radiasi)  matahari  yang  lebih condong  ke  utara tetap dihalangi oleh teritisan atap rumah.
MasyaraKat  didaerah  Minangkabau  memilih  bentuk  atap rumahnya  yang
tinggi-tinggi  serta  curam,  antara  lain  berguna  untuk  mengisolasi teriknya
matahari  yang  berlebihan  dan  memudahkan  pengaliran  air hujan  yang
seringkali jatuhnya dengan jumlah besar.
Demikian  pula  untuk  bentuk  rumah  panggung  yang  banyak terdapat  di negara kita, hal ini dimaksudkan untuk aliran udara (proses ventilasi) dibawah lantai  papan  (panggung)  agar  dapat mengurangi  kelembaban  udara  yang berlebihan didalam ruangan.
1.  Sinar Matahari
a.  Macam-macam sinar
ü  Ultra Violet (jingga ultra)
ü  Infra merah (infrared)
ü  Cahaya terang
ü  Sinar kosmik (kosmos = semesta alam)
2.  Hujan  
ü  Curah hujan
ü  Akibat fisikalis
ü  Akibat kimia
ü  Akibat biologis
ü  Perembesan air dalam dinding
ü  Basah dari bawah
ü  Prinsip-prinsip bangunan tropis.
3.  Temperatur dan kelembaban
ü  Penyusupan kelembaban oleh daya-daya kapiler.
ü  Perlindungan dari kelembaban
4.  Angin 
ü    Angin antar benua dan samudra serta akibatnya.
ü    Angin-angin setempat
ü  Tekanan dan hisapan angin
ü  Penendalian angin
Dalam proses perancangan arsitektur dengan memakai pendekatan iklim, terdapat empat variabel yang dominan, yaitu:Iklim
      Gambaran 
iklim
 harus diketahui dengan baik. Karakteristik tahunan atau harian dan masing-masing data di analisa sehingga dapat diketahui ciri-ciri utama dari iklim setempat. Data-data tersebut meliputi:
- suhu udara (T, derajat Celcius)
- kelembaban relatif (RH)
- radiasi matahari (MRT, derajat Celcius)
- kecepatan angin yang ada (V, m/dt)
Biologi
      Karakter iklim tersebut di atas kemudian dianalisa menurut syarat-syarat kenyamanan bagi manusia sebagai pemakai bangunan. Sehingga dapat diketahui kelakuan iklim tersebut. Selanjutnya akan bermanfaat untuk perancangan bangunan.
 TeknologiApabila telah diketahui iklim yang ada dan iklim yang dikehendaki untuk kenyamanan, selanjutnya dengan teknologi yang ada perancangan bangunan dapat diterapkan secara kuantitatif.
      Thermal comfort dapat diperoleh dengan cara mengendalikan atau mengatasi hal-hal berikut:
1.   Sumber panas (pembakaran karbohidrat dalam makanan, suhu udara, radiasi matahari). Untuk itu harus ada heat transfer (menurunkan atau pertukaran panas) dari tubuh ke lingkungan, dengan cara:
KonduksiMisalnya dengan memegang benda yang dingin atau berpindah ke tempat yang lebih dingin. Penurunan panas yang terjadi sangat kecil.
Konveksi
Pertukaran udara melalui fluida bergerak. Penurunan panas yang terjadi 40%. Misalnya, saat kepanasan kita keluar untuk mencari udara segar atau fluida bergerak.
RadiasiPenurunan panas yang terjadi 40%. Radiasi matahari diatasi dengan menjauhi radiasi tersebut, atau dengan mengurangi makan, sebab makanan menaikkan suhu tubuh.
 EvaporasiMemperbanyak penguapan. Penurunan panas 20% (kipas-kipas untuk mempercepat evaporasi).
2.   Kelembaban
Harus mengkondisikan atau mengendalikan kelembaban yang berasal dari:
- Keringat - Benda-benda
- Sumber kelembaban - Sumber air
- Tanaman
Teknologinya dengan memakai dehumidifier (AC), mengatur kelembaban supaya sesuai dengan yang diinginkan.
      Cara mencapai comfort dilakukan dengan mengendalikan penguapan dan sumber kelembaban, yaitu:
- Penguapan: keringat diuapkan
- Pengeringan: sumber air yang tidak perlu, dikeringkan
- Pengembunan (kondensasi): dengan AC pada udara jenuh
- Penyerapan (absorbsi)
3.   Angin
Terjadi angin karena adanya beda tekanan:
- Gaya angin (perbedaan tekanan udara)
- Gaya suhu (perbedaan suhu udara)
Gaya angin lebih besar daripada gaya suhu.
Contohnya pada proses stack effect.
4.   Radiasi Panas
Sumber:
- Sinar matahari langsung dan tak langsung (pemantulan dan konduksi)
- Pembakaran

Keterangan:
1. Cahaya sinar langsung
2. Cahaya yang menembus
3. Radiasi tidak langsung
4. Sinar memanaskan udara di sekitar atap, sehingga panas-nya menembus bangunan
5. Panas dan tanah
Hal tersebut harus dikendalikan untuk meningkatkan comfort salah satunya adalah dengan teknologi passive cooling melalui:
• Penambahan shading untuk mengatasi sinar langsung
• Insulasi panas untuk radiasi yang menembus
• Permukaan sebagai diffuser untuk radiasi tidak langsung
• Vegetasi, atap dengan ventilasi untuk konveksi
• Untuk permukaan tanah yang tidak menyerap panas dipakai sistem lantai panggung (mengatasi radiasi dari tanah)


3.Bagaimana Faktor-Faktor Cuaca Mempengaruhi Secara Khusus ( Termal,Cahaya & Akustika

Fungsi utama dari arsitektur adalah harus mampu menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik dengan cara menanggulangi tekanan iklim yang ada. "Stress" yang terjadi harus sesedikit mungkin. Suatu sistem guna mencapai kondisi keseimbangan antara iklim dan arsitektur sulit sekali untuk diketengahkan, sebab dalam hal ini banyak sekali cabang ilmu yang tersangkut.
Usaha untuk menyeimbangkan antara iklim dan arsitektur, dilakukan dengan memanfaatkan unsur-unsur iklim yang ada, seperti angin, suhu udara, dan lain-lain, sehingga akhirnya manusia dapat memperoleh kenyamanan yang diharapkan.
Kenyamanan dapat dikategorikan dalam tiga bentuk, yaitu:
1. Ke
nyamanan thermal
2. Kenyamanan visual ( cahaya )
3. Kenyamanan audial ( akustika )

v Kenyamanan Thermal
Kenyamanan thermal adalah suatu kondisi thermal yang dirasakan oleh manusia bukan oleh benda, binatang, dan arsitektur, tetapi dikondisikan oleh lingkungan dan benda-benda di sekitar arsitekturnya.
Thermal comfort dipengaruhi oleh dua faktor:
1. Faktor fisik (physical environment)
suhu udara
- kelembaban relatif
- kecepatan angin
2. Faktor non fisik (non physical environment)
- jenis kelamin
- umur atau usia
- pakaian yang dipakai
- jenis aktivitas yang sedang dikerjakan


Tingkat Perencanaan Lingkungan Binaan dalam Aspek Kenyamanan Thermal
Aspek  kenyamanan thermal untuk perencanaan lingkungan binaan mencakup:
1. Eksterior bangunan
2. Interior bangunan
3. Selubung bangunan
      Perencanaan terhadap masing-masing cakupan di atas berkaitan dengan bentuk bangunan, seperti: ketinggian lantai bangunan, bentuk massa dan dimensi bangunan.

Eksterior Bangunan

      Gubahan massa bangunan, merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam perencanaan. Gubahan massa sendiri dipengaruhi oleh:
- Bentuk bangunan
- Jarak bangunan
- Ketinggian bangunan
- Kondisi bangunan di sekitarnya
- Vegetasi (penutup tanah, perdu, pohon, dan lain-lain)
- Bentang alam (danau, sungai, tebing, bukit, dan jurang)
- Kondisi iklim mikro
- Perkerasan tanah.

Gubahan massa bangunan bertujuan untuk:
- Mengendalikan radiasi matahari
- Mengendalikan angin dan kelembaban.
Pada bangunan satu lantai, udara yang masuk adalah udara lembab yang menimbulkan dan  meningkatkan kelembaban udara dalam ruangan. Penambahan vegetasi pada 
ruang  luar harus diperhitungkan supaya pengaliran udara ke dalam bangunan dapat berfungsi.
Jarak vegetasi ke bangunan (s), tergantung dari tinggi (h). Pertimbangan terhadap vegetasi sama halnya ketika kita membicarakan pagar bangunan.
Pagar menghalangi aliran udara ke rumah
Ketinggian dan bentuk pagar jangan sampai menghalangi pengaliran udara ke bangunan.
Pagar sirip dapat mengalirkan aliran udara ke rumah
Rumah ditinggikan dari tanah, sehingga pagar tidak menghalangi pengaliran udara.

Interior Bangunan

      Pada siang hari terjadi proses pemanasan, dan pada malam hari terjadi pelepasan panas (pendinginan). Proses pendinginan secara berantai (melalui fase-fase) pada bangunan satu lantai tetap efektif, tapi tidak untuk bangunan berlantai banyak. Massa udara menghambat radiasi dan konduksi, digantikan dengan konveksi. Kondisi ini disebut dengan efek termos. Jadi, semakin banyak udara akan menguntungkan.
Untuk memahami secara baik bagaimana pengaruh 
lingkungan luarterhadap bangunan, dapat diketahui dengan memahami bagaimana perambatan panas yang terjadi pada bangunan.
Pada dasarnya perambatan panas terjadi secara bertingkat.
Perambatan panas tersebut berupa:
1. Konveksi
2. Radiasi
3. Konduksi (atap - dinding)
4. Evaporasi

      Bentuk bangunan, seperti bentuk atap, dapat mempengaruhi perambatan panas pada bangunan. Bangunan dengan bentuk atap datar akan menghantarkan radiasi yang lebih besar daripada bangunan dengan bentuk atap miring. Hal ini disebabkan karena pada bangunan dengan atap datar, panas yang diradiasikan ke dalam bangunan jatuhnya tegak lurus dan langsung masuk ke fase 2.
Sedangkan pada bangunan dengan atap miring, panas yang masuk terlebih dahulu masuk ke dalam ruang atap, ditahan dulu oleh udara (mengalami konveksi), sehingga panas yang masuk ke fase 2 lebih kecil.
Selain bentuk bangunan, bentuk ruangan juga berpengaruh terhadap kenyamanan. Berikut ini. kita lihat perbandingan kenyamanan pada beberapa bentuk ruang dengan luas yang sama.
Bentuk lingkaran merupakan bentuk ruang yang memiliki kenyamanan yang paling tinggi, karena zona pori-porinya kecil dan jaraknya sama rata dari titik pusat geometri.Pada bentuk persegi panjang, orientasi mempengaruhi kenyamanan. Pada kotak A, zona pori-pori lebih besar dari kotak B, sehingga kotak B lebih nyaman.

Selubung Bangunan

      Aspek  interior, eksterior dan selubung bangunan dapat saling mempengaruhi dalam perencanaan bangunan. Untuk memperoleh kenyamanan, bangunan yang mempunyai ruang kecil-kecil akan mempunyai dinding yang tebalnya berbeda dengan bangunan yang mempunyai ruang-ruang yang besar.
Hal mi disebabkan karena bangunan dengan ruang-ruang yang kecil, dindingnya akan menyimpan panas yang lebih besar.
Sedangkan bangunan dengan ruang yang lebih besar, lebih lambat panas dan lambat dingin (time lag besar).
Untuk bangunan kecil, kenyamanan termal dapat dicapai dengan:
1. Dinding lebih tipis, volume dinding berkurang
2. Menggunakan material dinding dengan kapasitas panas (kemampuan menyimpan panas) kecil. Kapasitas panas berhubungan dengan massa jenis. Massa jenis A lebih besar dari massa jenis B, setara dengan kapasitas panasnya.
3. Menggunakan material dinding dengan konduktivitas panas (kemampuan menyalurkan panas) besar
Untuk pemilihan bahan, kriteria yang harus diperhatikan:
1. Bangunan kecil:
- Konduktivitas panas besar
- Kapasitas panas kecil
Pilihan bahan dapat berupa:
- Bambu atau kayu, karena bersifat insulasi, yaitu kapasitas panas kecil dan konduktivitas panas kecil
- Hindari bahan logam, karena bersifat konduktor, yaitu kapasitas panas besar dan konduktivitas panas juga besar.
2. Bangunan besar:
- Konduktivitas panas boleh besar
- Kapasitas panas boleh besar


v  Kenyamanan visual ( cahaya )

Penerangan (Pencahayaan-Tata Cahaya). Dalam hal ini yang ditinjau hanya satu hal saja yaitu “Design sky untuk Indonesia”.
            Perencanaan penerangan siang hari dalam ruangan-ruangan umumnya disarankan atas penerangan  yang diberikan oleh terang langit.   Untuk keperluan perencanaan harus ditetapkan suatu nilai standard tertentu banyaknya cahaya yang tersedia.  Sebagai dasar dapat diambil kekuatan penerangan oleh langit pada suatu bidang datar dilapangan terbuka, di mana seluruh langit terlihat (biasanya disebut the equivalent sky-brightness), yang boleh dibilang selalu tersedia, misalnya untuk 90% atau lebih  lamanya waktu diantara siang hari umpama antar pukul 8.00 pagi sampai pukul 4.00 sore.  Dari hasil penelitian di beberapa Negara seperti Australia, India  dan Amerika Serikat  disarankan 1000 lumem/ft2 atau 10764 lumen/m2.
Di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran kuat penerangan di bidang datar  dilapangan terbuka di Bandung pada tahun 1964  disimpulkan:
Pertama, sebagai “design sky” untuk Indonesia dapat ditetapkan langit biru biri bersih tanpa awan dan langit seluruhnya diliputi oleh awam putih abu-abu.  “Equivalen sky-brighness” sebesar 10000 lumen/mdiantara pukul 8 pagi sampai 4 sore, Atau 5100 lumen/m2  diantara pukul 7 pagi sampai 5 sore.
Kedua, untuk design sky ini diusulkan distribusi terang langit yang “uniform” (merata).
Ketiga, bila komponen-komponen penerangan pantul harus diperhitungkan, hendaknye kekuatan penerangan sekeliling dekat dari bangunan jang bersangkutan oleh matahari ditambahkan kepada penetangan langit, untuk kedua waktu yang disebutkan tadi diambil masing-masing 5000 lumen/m2 dan 2500 lumen/m2.
Keempat, untuk pertimbangan mengenai gangguan penyiluan dan usaha pengurangannya dapat diperhitungkan penerangan langsung oleh matahari sebesar  30000 lumen/m2 pada obyek-obyek yang memberikan pantulan.

Pencahayaan buatan (rekayasa mekanisasi)
1.  Pengertian cahaya buatan
Pencahayaan  buatan  ialah  cahaya  yang  dihasilkan  oleh elemen-elemen hasil  pabrikasi.  Kuantitas  dan  kualitas  cahaya  yang dihasilkan  berbeda-beda tergantung  jenis lampu yang digunakan.
2.  Sumber terang buatan
Ada tiga jenis utama sunber cahaya buatan yaitu :
a.  Lampu Pijar
Lampu  pijar  memiliki  filamen  yang  memberikan  cahaya  ketika dipanaskan,  menjadi  pijar  oleh  aliran  listrik.  Lampu  ini menyediakan  sumber  cahaya,  memiliki  efikasi  rendah, mempresentasikan  warna  (render)  dengan  cukup  baik,  dan  mudah untuk  dipadamkan  oleh reostat.
b.  Lampu Fluoresens
Lampu  fluoresens  adalah  lampu  discharge  tubular  dimana  cahaya dihasilkan  dari  fluresens  lapisan  fosfor  didalam  tabung.  Lampu  ini menyediakan  sumber  cahaya  linier  dan  memiliki  efikasi  sebesar  50 sampai  80  lumen  per  watt.  Kemampuan  merepresentasikan  warna (rendering) yang dimiliki bervariasi. 
c.  Lampu High-Intensity Discharge (HID)
Lampu  High-Intensity  Discharge  (HID)adalah  lampu  discharge  yang memiliki  jumlah  cahaya  signifikan  yang  dihasilkan  dari  pelepasan listrik  melalui  uap  logam  didalam  tabung  kaca  tertutup.  Lampu HID  menggabungkan bentuk lampu pijar dengan efikasi lampu fluoresens.   Lampu-lampu  merkuri  menghasilkan  cahaya  dengan pelepasan  listrik dalam uap merkuri.   Lampu  logam  halida konstruksinya  sama  dengan  lampu  merkuri, tetapi  memiliki  tabung dimana  ligam  halida  ditambahkan  untuk
menghasilkan cahaya dan memperbaiki color rendering.   Lampu  high-pressure  sodium  (HPS)  menghasilkan  spektrum  cahaya  putih keemasan  yang  luas  yang  dihasilkan  dari  pelepasan  listrik  pada uap sodium.
 3.  Penempatan sumber terang
Cahaya  yang  menyebar  memancar  dari  sumber  cahaya  yang  banyak atau  luas  serta  permukaan  pemantul.  Iluminasi  yang  datar  dan hampir  seragam  meminimalisasi  kontras  dan  bayangan,  serta  dapat menyulitkan  embacaan tekstur. Disisi  yang  lain  cahaya  terarah meningkatkan  persepsi  bentuk  dan  tekstur  dengan  menghasilkan variasi  bayangan  dan  Brightness  pada  permukaan  benda yang disinari  . Sementara cahaya yang menyebar bermanfaat untuk penglihatan umum,  cahaya  ini  bisa  menjadi  monoton.  Beberaa pencahayaan  terarah  dapat  mengurangi  permasalahan  ini  dengan menyediakan  aksen  visual,  memberikan  variasi  luminasi  dan menambah  terang  permukaan  kerja. Gabungan  ddari  pencahayaan menyebar  dan  pencahayaan  terarah biasanya lebih disukai dan bermanfaat, terutama jika terdapat bermacam-macam tugas yang harus dilakukan  .
4.  Sistem penyinaran
Tujuan  utama  sistem  pencahayaan  ialah  menyediakan  iluminasi  yang memadai  bagi  kinerja  tugas  visual.  Level  iluminasi  yang  disarankan untuk  beberapa  tugas  tertentu  hanya  menyebutkan  kuantitas  cahaya yang  harus  tersedia.  Bagaimana  jumlah  cahaya  ini  mempengaruhi bagaimana  suatu benda atau ruang dapat dilihat. Ada tiga jenis sistem penyinaran yaitu :
a.  Penyinaran Langsung yaitu sinar cahaya dari sumber cahaya dan yang
dipantulkan  oleh  bidang-bidang  reflektor  diarahkan  langsung  pada bidang kerja.
b.  Penyinaran  tidak  langsung  memakai  penerangan  yang menghalang-halangi sinar cahaya datang langsung pada bidang kerja.  
c.  Penyinaran  bawur  (difus)  yaitu  cara  penerangan  yang  arah sinarnya  dibuat  serba  kemana-mana,  dari  mana-mana  serta  merata sehingga  tidak tampak keras.
  5.  Pengaruh dinding, langit-langit, lantai dll
a)  Sudah  umum  dapat  dikatakan  bahwa  semakin  muda  warna bidang-bidang  ruangan  (dinding,  lantai,  langit-langit,  perabot  rumah dan  lain-lain)  ataupun  mendekati  warna  putih,  penerangan  ruangan semakin  baik  dan  ekonomis  karena  jumlah  cahaya  yang dipantulkan  kembali  oleh bidang-bidang itu tidak sedikit.
b)  Lantai-lantai  sebaiknya  jangan  terlalu  putih  bila  ruangan  sudah cukup penerangannya,  karena  membuat  mata  penat.  Lantai  yang agak  gelap menyejukkan mata.
c)  Warna  muda  ringan  (warna  pastel)  menggairahkan  dan mengungkapkan rasa fajar muda.
d)  Warna  putih  merupakan  pemantul  baik  sekali  tetapi  berkesan dingin  atau steril.
e)  Kaca-kaca  jendela  biasanya  lebih  mengganggu  daripada  menolong karena  menghamburkan  banyak  cahaya  keluar  dan  memberikan bayang-bayang refleksi yang menganngu.


Kenyamanan audial ( akustika )
Dalam bidang akustik  pengetahuan yang menarik adalah isolasi terhadap bunyi, standardisasi, pengendalian bunyi gangguan dan akustik ruangan.
Dalam bidang akustik ruangan dua hal yang berkembang, yaitu  mutu  akustik  dalam ruang konsert dan opera.  Pada umumnya di ruang ini diukur beberapa besaran fisis seperti waktu dengung, banyaknya bunyi langsung terhadap pantulan, distribusi energi dalam ruangan dan tidak terdapatnya gangguan gema.  Untuk berbicara, yang diutamakan adalah ketangkasan pendengaran, dikehendaki waktu dengung yang pendeksedangkan dalam musik waktu dengung  lebih panjang akan menambah kemerduan. Volume ruangan ikut menentukan persyaratan, yaitu ruang yang lebih besar membutuhkan waktu dengung yang lebih panjang dari pada ruang kecil.
Oleh Beranek dan teamnya, Consert  hall yang telah ada, terkenal akan kebaikan mutu akustiknya, diselidiki data fisis dan disamping itu dari team-team pendengar akhli dimintakan penilaian-penilaian obyektifnya.  Dicari korelasi atas besaran-besara fisis yang penting untuk akustik ruangan dan penilaian subyektif, dengan maksud menyaring ketentuan-ketentuan yang berharga dan harus diperhatikan untuk perencanaan auditorium baru.  Hasil usaha ini menghasilkan beberapa skala  untuk sifat-sifat baru yang dulu belum diperhatikan, misal intimitas akustis.  Hasil studi ini digunakan untuk merancang  consert hall baru dari Lincoln Center of Performing Arts di New York.
Persoalan yang dewasa ini dirasakan cukup serius adalah bunyi gangguan, hal ini disebabkan terdapat banyak sumber-sumbur bunyi, seperti lalu-lintas, radio, TV dan bertambahnya konsentrasi manusia di kota.  Maka soal gangguan ini harus diperhatikan baik dari segi teknis dengan jalan mencari konstruksi yang memberikan efek isolasi terhadap bunyi gangguan maupun dari sisi undang-undang yang dapat diberikan norma-norma tertentu (yang sekarang baru bersifat anjuran saja), dilain pihak memberikan persyaratan-persyaratan tertentu  untuk bangunan.  Selain itu dilakukan pula standardisasi ( dilakukan oleh I.S.O. mengnai metoda pengurangan isolasi terhadap bunyi udara dan kontak di lapangan dan laboratorium dan pengukuran absorpsi dalam kamar dengung  ).
ü  Getaran pada bangunan 
Walaupun  peralatan  mekanis  dan  mesin-mesin  sekarang  membuat kehidupan penghuni bangunan-bangunan menjadi lebih nyaman, lebih menyenangkan dan lebih produktif, namun mesin-mesin dan peralatan ini merupakan contributor dasar bagi bising dalam bangunan. Pengendalian  bising  mekanis  eliminasi  sempurna  adalah  sulit,  tidak ekonomis  dan  tidak  perlu,  yang  perlu  adalah  atenuasi  bising mekanis menjadi  suatu tingkat  yang  dapat  diterima,  tergantung  pada macam-macam keadaan, seperti kegiatan-kegiatan yang dapat diduga dalam ruang, tingkat privasi yang dibutuhkan.
 Sumber-sumber getaran pada bangunan
Bising yang berhubungan dengan system mekanik dapat dikelompokan
sebagai berikut :
1.  Bising  peralatan  mekanis  yang  disebabkan  oleh  tiap  unit  ventilasi
dan  pengkondisian  udara  dan  oleh  kipas  angin,  motor,  kompresor,
pompa dll.
2.  Bising  sendiri  (self-noise)  yang  disebabkan  oleh  aliran  udara
berkecepatan tinggi.
3.  Pembicaraan  silang  (cros  talk)  dari  satu  tempat  ke  tempat  lain,
misalnya  bunyi  pembicaraan  yang  masuk  ke  kisi  pengadaan  udara
atau  udara  balik  dalam  satu  ruang  merambat  lewat  saluran  atau
plenum dan muncul dalam ruang di dekatnya lewat kisi lain.
4.  Bising  yang  ditransmisi  dari  sumber  eksterior  lewat  bagian saluran
yang tak terlindung ke dalam bangunan.
Sumber-sumber bising utama pada system pengaturan udara
ü  Akibat getaran pada bangunan
Getaran dapat mempunyai pengaruh-pengaruh berikut :
1)  Merusak bangunan
2)  Mengganggu penghuni
3)  Berinterferensi dengan kerja dan merusak instrument presisi
4)  Bising bila laju getaran berada dalam jangkauan frekuensi audio.




ü  Penanggulangan gangguan getaran bunyi
Transmisi  getaran  dari  satu  struktur  ke  struktur  lain  dapat dihindari dengan  meletakan  elemen  penenang  (resilient),  yang disebut  juga isolator  getaran  diantara  kedua  struktur.  Isolator getaran  dapat merupakan salah satu di bawah ini :
1.  Pasangan  lantai  elastic  (pegas  baja,  pegas  udara,  karet,  gabus, laken, neoprene, elastomer, fiber glas dll).
2.  Penggantung langit-langit elastic (pegas, neoprene, elastomer).
3.  Isolator dinding elastic (jepitan isolasi, jepitan dinding kenyal).
4.  Pipa  air/hose  fleksibel  (baja  tahan  karat,  karet  yang  diperkuat, telpon yang dicetak, butyl yang pleksibel/luwes)
Read More

Monday 2 February 2015

0

Post Modern

Tema dari proyek ini adalah "Arsitektur Post Modern”. Definisinya :
Post Modern adalah menggabungkan unsur-unsur modern dengan unsur lain-lain
(vernakular, lokal, komersil, konstektual), juga berarti memperhatikan nilai-nilai yang
dianut oleh arsitek dan penghuni atau masyarakat awam. (Dikutip dari buku : Klasifikasi &
Ciri-ciri Seturut Charles Jencks. Charles Jencks 1960).1
2.1.1. Pengertian Post Modern
Pengertian Post Modern :
 Arsitektur yang sudah melepaskan diri dari aturan-aturan modernisme. Tapi
kedua-duanya masih eksis.
 Anak dari Arsitektur Modern. Keduanya masih memiliki sifat/ karakter yang
sama.
 Koreksi terhadap kesalahan Arsitektur Modern. Jadi hal-hal yang benar dari
Arsitektur Modern tetap dipakai.
 Merupakan pengulangan periode 1890-1930.
 Arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft dan Technology,
Internasional dan Lokal. Mengakomodasikan kondisi-kondisi paradoksal
dalam arsitektur.
 Tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Arsitektur Modern.
Perubahan mendasar dalam sejarah dunia arsitektur adalah saat hadirnya
arsitektur modern. Arsitektur sampai abad ke-19 dianggap sebagai seni
bangunan. Reformasi pemikiran Arsitektur Modern ini mulai muncul pada abad
ke-18, dimana yang dimaksud Arsitektur Modern bukan karya arsitektur,
melainkan ide, gagasan, pikiran atau pengetahuan dasar tentang arsitektur.
1 (Dikutip dari buku : Klasifikasi & Ciri-ciri Seturut Charles Jencks. Charles Jencks 1960)
Read More
0

ARSITEKTUR POST MODERN



Post Modern

KAJIAN TEORI

2.1. Kajian Berkaitan Dengan Tema
Tema dari proyek ini adalah "Arsitektur Post Modern”. Definisinya :
Post Modern adalah menggabungkan unsur-unsur modern dengan unsur lain-lain (vernakular, lokal, komersil, konstektual), juga berarti memperhatikan nilai-nilai yang dianut oleh arsitek dan penghuni atau masyarakat awam. (Dikutip dari buku : Klasifikasi & Ciri-ciri Seturut Charles Jencks. Charles Jencks 1960).

2.1.1. Pengertian Post Modern
Pengertian Post Modern :
 Arsitektur yang sudah melepaskan diri dari aturan-aturan modernisme. Tapi kedua-duanya masih eksis.
 Anak dari Arsitektur Modern. Keduanya masih memiliki sifat/ karakter yang sama.
 Koreksi terhadap kesalahan Arsitektur Modern. Jadi hal-hal yang benar dari Arsitektur Modern tetap dipakai.
 Merupakan pengulangan periode 1890-1930.
 Arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft dan Technology, Internasional dan Lokal. Mengakomodasikan kondisi-kondisi paradoksal dalam arsitektur.
 Tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Arsitektur Modern.

Perubahan mendasar dalam sejarah dunia arsitektur adalah saat hadirnya
arsitektur modern. Arsitektur sampai abad ke-19 dianggap sebagai seni
bangunan. Reformasi pemikiran Arsitektur Modern ini mulai muncul pada abad
ke-18, dimana yang dimaksud Arsitektur Modern bukan karya arsitektur,
melainkan ide, gagasan, pikiran atau pengetahuan dasar tentang arsitektur.
1 (Dikutip dari buku : Klasifikasi & Ciri-ciri Seturut Charles Jencks. Charles Jencks 1960)Pemikiran tersebut baru dapat direalisasikan pada pertengahan abad ke-19
dikarenakan pendidikan Arsitektur yang dibagi menjadi dua, sebagai kesenian
dan sebagai ilmu teknik sipil, dan munculnya industri bahan bangunan. Antara
tahun 1890-1930 muncul berbagai macam pergerakan, antara lain : Art and
Craft, Art Noveau, Ekspresionisme, Bauhaus, Amsterdam School, Rotterdam
School, dll. Periode tersebut merupakan puncak sekaligus titik awal dari
arsitektur modern.
Pada tahun 1950-1960, terdapat 2 pihak yang berlawanan :
1. Kelompok yang berpihak pada teknologi dan industrialisasi; tahun 1950
dikatakan sebagai titik puncak kejayaan Arsitektur Modern.
2. Kelompok yang memuja estetik dan artistik; tahun 1950-an dilihat sebagai
titik awal kemerosotan Arsitektur Modern.
Sekitar tahun 1960-an, pertentangan antara kedua pihak itu terjadi lagi
dikarenakan adanya perbedaan pendapat tentang ‘untuk siapa arsitektur itu
diciptakan?’ Hal tersebut yang menjadi titik awal lahirnya Post Modernisme
yang melawan Modernisme dengan pernyataan: Less Is Bore. Media massa
juga ikut berperan dalam memicu timbulnya pluralism yang menjadi bahan
dasar Post Modernisme.
Perbedaan karakter Modernisme dan Post Modernisme :
 Modernisme : singular, seragam, tunggal.
 Post Modernisme : plural, beraneka ragam, bhinneka.
http://Pengertian Arsitektur ,Modern,Postmodern,Dekonstruksi « BOBBY_SARAGIH BLOG.htm.2

2.1.2. Sebuah Gambaran tentang Post Modern
Post Modern bisa dimengerti sebagai filsafat, pola berpikir, pokok berpikir,
dasar berpikir, ide, gagasan, teori. Masing-masing menggelarkan pengertian
tersendiri tentang dan mengenai Postmodern, dan karena itu tidaklah
mengherankan bila ada yang mengatakan bahwa postmodern itu berarti
`sehabis modern’ (modern sudah usai); `setelah modern’ (modern masih
berlanjut tapi tidak lagi populer dan dominan); atau yang mengartikan sebagai
`kelanjutan modern’ (modern masih berlangsung terus, tetapi dengan
2 http://Pengertian Arsitektur ,Modern,Postmodern,Dekonstruksi « BOBBY_SARAGIH BLOG.htm.
II-3
melakukan penyesuaian/adaptasi dengan perkembangan dan pembaruan yang
terjadi di masa kini).
Di dalam dunia arsitektur, Post Modern menunjuk pada suatu proses atau
kegiatan dan dapat dianggap sebagai sebuah langgam, yakni langgam
Postmodern. Dalam kenyataan hasil karya arsitekturnya, langgam ini muncul
dalam tiga versi/sub-langgam yakni Purna Modern, Neo Modern, dan
Dekonstruksi. Mengingat bahwa masing-masing pemakai dan pengikut dari
sub-langgam/versi tersebut cenderung tidak peduli pada sub-langgam/versi
yang lain, maka masing-masing menamakannya langgam purna-modern,
langgam neo-modern dan langgam dekonstruksi.

2.1.2.1. PURNA MODERN
a. Purna Modern merupakan pengindonesiaan dari postmodern
versi Charles Jencks (ingat, pengertian veris Jencks
itu berbeda dari pengertian umum dari `Post Modern’ yang
digunakan dalam judul catatan kuliah ini)
b. Ditandai dengan munculnya ornamen, dekorasi dan elemenelemen
kuno (dari Pra Modern) tetapi dengan melakukan
transformasi atas yang kuno tadi.
c. Menyertakan warna dan tekstur menjadi elemen arsitektur
yang penting yang ikut diproses dengan bentuk dan ruang.
d. Tokohnya antara lain : Robert Venturi, Michael Graves, Terry
Farrell.

2.1.2.2. NEO MODERN
a. Dahulu diberi nama Late Modern oleh Charles Jencks,
sehingga pengertiannya tetap tidak berubah.
b. Tidak menampilkan ornamen dan dekorasi lama tetapi
menojolkan Tektonika (The Art of
Construction). Arsitekturnya dimunculkan dengan
memamerkan kecanggihan yang mutakhir terutama
teknologi.
c. Sepintas tidak terlihat jauh berbeda dengan Arsitektur
Modern yakni menonjolkan tampilan geometri.
II-4
d. Menampilkan bentuk-bentuk tri-matra sebagai hasil dari
teknik proyeksi dwi matra (misal, tampak sebagai proyeksi
dari denah). Tetapi, juga menghadirkan bentukan yang
trimatra yang murni (bukan sebagai proyeksi dari bentukan
yang dwimatra).
e. Tokohnya antara lain: Richard Meier, Richard Rogers,
Renzo Piano, Norman Foster.
f. Tampilan dominan bentuk geometri.
g. Tidak menonjolkan warna dan tekstur, mereka ini hanya
ditampilkan sebagai aksen. Walaupun demikian, punya
warna favorit yakni warna perak.

2.1.2.3. DEKONSTRUKSI
a. Geometri juga dominan dalam tampilan tapi yang digunakan
adalah geometri 3-D bukan dari hasil proyeksi 2-D sehingga
muncul kesan miring dan semrawut.
b. Tokohnya antara lain: Peter Eisenman, Bernard Tschumi,
Zaha Hadid, Frank O’Gehry.
c. Menggunakan warna sebagai aksen dalam komposisi
sedangkan tekstur kurang berperan.
Pokok-pokok pikiran yang dipakai arsitek Post Modern yang tampak dari
ciri-ciri di atas berbeda dengan Modern. Di sini akan disebutkan tiga perbedaan
penting dengan yang modern itu.
1. Tidak memakai semboyan Form Follows Function
Arsitektur Postmodern mendefinisikan arsitektur sebagai sebuah
bahasa dan oleh karena itu arsitektur tidak mewadahi melainkan
mengkomunikasikan.
Yang dikomunikasikan oleh ketiganya itu berbeda-beda, yaitu :
 PURNA MODERN : yang dikomunikasikan adalah identitas
regional, identitas kultural, atau identitas historikal. Hal-hal yang
ada di masa silam itu dikomunikasikan, sehingga orang bisa
II-5
mengetahui bahwa arsitektur itu hadir sebagai bagian dari
perjalanan sejarah kemanusian.
 NEO MODERN : mengkomunikasikan kemampuan teknologi dan
bahan untuk berperan sebagai elemen artistik dan estetik yang
dominan.
 DEKONSTRUKSI : yang dikomunikasikan adalah
a. Unsur-unsur yang paling mendasar, essensial, substansial
yang dimiliki oleh arsitektur.
b. Kemampuan maksimal untuk berarsitektur dari elemenelemen
yang essensial maupun substansial.
Karena pokok-pokok pikiran itu dapat pula dikatakan bahwa:
 Arsitektur PURNA MODERN memiliki kepedulian yang besar
kepada masa silam (The Past),
 Arsitektur NEO MODERN memiliki kepedulian yang besar
kepada masa ini (The Present), sedangkan
 Arsitektur DEKONSTRUKSI tidak mengikatkan diri kedalam
salah satu dimensi Waktu (Timelessness). Pandangan seperti ini
mengakibatkan timbulnya pandangan terhadap Dekonstruksi
yang berbunyi “Ini merupakan kesombongan dekonstruksi.”
2. Fungsi Arsitektur
Yang dimaksud dengan `fungsi’ di sini bukanlah `aktivitas’, bukan
pula `apa yang dikerjakan/dilakukan oleh manusia tehadap arsitektur’
(keduanya diangkat sebagai pengertian tentang `fungsi’ yang lazim
digunakan dalam arsitektur modern). Dalam arsitektur Postmodern yang
dimaksud fungsi adalah peran adan kemampuan arsitektur untuk
mempengaruhi dan melayani manusia, yang disebut manusia bukan
hanya pengertian manusia sebagai mahluk yang berpikir, bekerja
melakukan kegiatan, tetapi manusia sebagai makhluk yang berpikir,
bekerja, memiliki perasaan dan emosi, makhluk yang punya mimpi dan
II-6
ambisi, memiliki nostalgia dan memori. Manusia bukan manusia sebagai
makhluk biologis tetapi manusia sebagai pribadi.
Fungsi adalah apa yang dilakukan arsitektur, bukan apa yang
dilakukan manusia; dan dengan demikian, ‘FUNGSI bukan AKTIVITAS’
Dalam Postmodern, perancangan dimulai dengan melakukan analisa
fungsi arsitektur, yaitu :
 Arsitektur mempunyai fungsi memberi perlindungan kepada
manusia (baik melindungi nyawa maupun harta, mulai nyamuk
sampai bom),
 Arsitektur memberikan perasaan aman, nyaman, nikmat,
 Arsitektur mempunyai fungsi untuk menyediakan dirinya dipakai
manusia untuk berbagai keperluan,
 Arsitektur berfungsi untuk menyadarkan manusia akan
budayanya akan masa silamnya,
 Arsitektur memberi kesempatan pada manusia untuk bermimpi
dan berkhayal,
 Arsitektur memberi gambaran dan kenyataan yang sejujurjujurnya.
Berdasarkan pokok pikiran ini, maka :
 PURNA MODERN yang ditonjolkan didalam fungsinya itu,
adalah fungsi-fungsi metaforik (=simbolik) dan historikal.
 NEO MODERN menunjuk pada fungsi-fungsi mimpi, yang utopi
(masa depan yang sedemikian indahnya sehingga tidak bisa
terbayangkan).
 DEKONSTRUKSI menunjuk pada kejujuran yang sejujurjujurnya.
3. Bentuk dan Ruang
Didalam Postmodern, bentuk dan ruang adalah komponen dasar
yang tidak harus berhubungan satu menyebabkan yang lain (sebab
akibat), keduanya menjadi 2 komponen yang mandiri, sendiri-2, merdeka,
sehingga bisa dihubungkan atau tidak.
II-7
Yang jelas bentuk memang berbeda secara substansial, mendasar
dari ruang.
Ciri pokok dari bentuk adalah ‘ada dan nyata/terlihat/teraba’,
sedangkan ruang mempunyai ciri khas ‘ada dan tak-terlihat/tak-nyata’.
Kedua ciri ini kemudian menjadi tugas arsitek untuk mewujudkannya.
Berdasarkan pokok pikiran ini, maka dalam arsitektur :
 PURNA MODERN bentuk menempati posisi yang lebih dominan
daripada ruang,
 NEO MODERN sebaliknya bertolak belakang , menempatkan
ruang sebagai unsur yang dominan, sedangkan dalam
 DEKONSTRUKSI tidak ada yang dominan, tidak ada yang tidak
dominan, bentuk dan ruang memiliki kekuatan yang sama.

2.1.3. Perbandingan Modern Dengan Post Modern
Tabel 2.1. Ideologi
Modern Post-modern
 Satu gaya internasional
 Berupa khayalan ,idealis
 Fungsional
 Arsitek sebagai nabi
 Elitis untuk setiap manusia
 Zeitgeit
 Bersifat menyeluruh, luas
 Gaya dengan dua makna
 Bentuk semiotic
 Tradisi dan pilihan
 Arsitek sebagai wakil dan aktifis
 Elitis dan partisipatif
 Ornamen, klien
 Sifat berbeda-beda
Sumber : http/www.Pengertian Arsitektur ,Modern,Postmodern,Dekonstruksi « BOBBY_SARAGIH BLOG.htm
Tabel 2.2. Stylistic
Modern Post-modern
 Bersifat lurus ke depan
 Sederhana
 Bentuk abstrak
 Mempertahankan kemurnian
 Ekspresi campuran
 Kerumitan
 Ruang yang berubah-ubah dan
dengan kejutan
II-8
 Estetika mesin, logika,
sirkulasi, teknologi,
mekanikal
 Anti ornamen
 Anti historis
 Anti humor
 Anti simbol
 Konvensional dan bentuk abstrak
 Artikulasi semiotic
 Bermacam-macam estetika yang
berubah berdasarkan keadaan,
pengungkapan isi Pro organik,
pemakaian ornamen
 Pro metaphor
 Pro simbol
 Pro referensi historis
Sumber : http/www.Pengertian Arsitektur ,Modern,Postmodern,Dekonstruksi « BOBBY_SARAGIH BLOG.htm
Table 2.3. Ide desain
Modern Post-modern
 Kota di taman
 Pemisahan fungsi
 “Kulit dan tulang”
 Volume bukan massa
 Papan, ujung balok
 Transparan
 Keadaan kota dan perbaikan
 Pencampuran fungsi
 Arti yang langsung dimengerti
 Ruang tidak simetris dan
perluasan
 Street building
 Kedwiartian
 Cenderung asimetri /simetri
Sumber : http/www.Pengertian Arsitektur ,Modern,Postmodern,Dekonstruksi « BOBBY_SARAGIH BLOG.htm

2.1.4. Ciri-Ciri Arsitektur Post Modern
2.1.4.1. Ciri-Ciri Arsitektur Post Modern Menurut Charles Jenks3
A. Ideologi
 Double-coding of style :
Menggabungkan unsur-unsur modern dengan unsure-unsur
lain (vernakuler, local, komersial, kontekstual), juga
memperhatikan nilai-nilai yang dianut arsitek dan penghuni
atau masyarakat awam.
3 Sumber : Arsitektur Post Modern, Charles Jencks, Ir. Kadarono ; Mata Kuliah Studio Perancangan Arsitektur 5, ITATS
II-9
 ‘popular’ and pluralist :
Tidak terikat oleh aturan atau kaidah tertentu, tetapi punya
tingkat fleksibelitas yang tinggi, sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
 Semiotic form :
Bentuk yang ada mempunyai tanda makna dan tujuan,
sehingga penampilanya sangat mudah dipahami.
 Traditions and choice
Bentukan yang ada mengandung unsur-unsur atau nilai-nilai
tradisi yang penerapanya secara terpilih, atau disesuaikan
dengan maksud dan tujuan perancang.
 Artist / client :
Arsitektur mengandung dua hal pokok yang menjadi
tuntutan perancang, bersifat seni (intern) dan bersifat umum
(ekstern) sehingga mudah dipahami.
 Elitist and participative :
Arsitektur lebih menonjolkan kebersamaan serta mengurangi
sifat keangkuhan.
 Piecemeal :
Adanya penerapan unsur-unsur dasar seperti history,
vernakuler, lokasi, dll.
 Architect as representative and activist :
Arsitek sebagai wakil penerjemah ide kepada perancana dan
secara aktif berperan serta dalam perancangan.
B. Stylistic
 Hybrid expression :
Tampilanya merupakan hasil dari gabungan unsur-unsur
modern dan unsure-unsur yang lain.
 Complexity
 Kerumitan, menyeluruh
 Keanekaragaman yang tersusun dalam kerumitan
 Kombinasi unsure-unsur arsitektur yang menghasilkan
harmony
II-10
 Variable space with surprises
 Perubahan ruang yang terjadi, tercipta atau diciptakan
adanya kejutan, perbedaan dan sesuatu yang lain dari
ruang yang sebelumnya, mesalnya perbedaan atau
kejutan pada warna, detail elemen arsitektur, suasana
interior, dll.
 Suasana ruang yang satu beda dari suasana ruang
yang berikutnya.
 Conventional and abstract form :
 Tampilanya menampilkan bentuk-bentuk konvensional
dan bentuk-bentuk yang popular, sehingga mudah di
tangkap artinya.
 Rujukan stilistik / sejarah.
 Eclectic :
Bentuknya merupakan campuran langgam-langgam yang
saling bergabungan secara kontinyu untuk mencapai unty
(kesatuan).
 Semiotic articulation :
 Mempunyai arti yang hendak di tampilkan secara fungsi.
 Artikulasi mengacu pada semiotic.
 Variable mixed aesthetic depending on context, expression
of content and semantic approprianteness to ward function :
Arsitekturnya merupakan gabungan dari unsure-unsur
estetis dan fungsi, yang mana keduanya tidak saling
mengacaukan.
 Pro-organic and applied ornament :
Mencerminkan kedinamisan sesuatu yang hidup dan
dekoratif.
 Pro-representation :
Merupakan cirri-ciri yang gambling, sehingga dapat
memperjelas arti dan fungsi.
II-11
 Pro-metaphor / metaphysic :
 Mengingatkan pada organ atau tubuh manusia, baik
langsung maupun tidak langsung untuk member kesan
hidup.
 Tiap bangunan / kelompok bangunan memiliki ciri
khasnya masing-masing.
 Pro-historical reference :
 Mengingatkan pengamat pada keadaan lama
 Menampilkan niai-nilai history pada setiap rancangan,
sehingga menjadi penegas rancangan.
 Pro-humour :
Memperlihatkan nilai-nilai humoris, sehingga dapat
mengajak pengamat untuk menikmatinya.
 Pro-symbolic :
 Penampilan yang mempertahankan olah geometric
dengan memakai symbol.
 Menekankan pelambangan.
C. Design ideas
 Contextual urbanism and rehabilitation :
Melibatkan pemakai dalam proses perancangan dan
memperhatikan unsure asosiatif yang dikenal masyarakat.
 Functional mixing :
Merupakan gabungan dari beberapa fungsi yang menjadi
tuntutan perancangan.
 Mannerist and baroque’ :
Adanya kecenderungan untuk menonjolkan diri
 All rhetorical means :
Semua bentuk rancangan mempunyai arti
 Skew space and extensions :
Ruang dinyatakan secara tidak nyata dan mengakomodir
perluasan.
II-12
 Street building :
Merupakan pergerakan, tumbuh dan berjalan, menunjuk
pada kedinamisan
 Ambiguity :
 pengertian : ragu-ragu
 Tmbulnya dua arti karena adanya image bangunan dan
penafsirannya, tergantung dari persepsi masing-masing
pengamat terhadap image dari obyek yang dilihat
 Tend to asymmetrical symmetry (queen annee revival) :
Menampilkan bentuk-bentuk yang berkesan a-symetrisan
yang seimbang.
 Collage / collision
Merupakan gabungan / paduan elemen-elemen yang
berlainan.
2.1.5. Enam Aliran Arsitektur Post Modern Menurut Charles Jencks.4
2.1.5.1. Historicism.
Dasar Ideologi :
 Bentuk semiotik
 Double coding
 Pluralisme
Dasar Gaya / Style :
 Kompleks dan berlawanan
 Eclectik
 Pro sejarah
 Penggunaan ornamen
 Artikulasi semiotik
 Pro presentatif
Dasar ide desain :
 Mannerism dan barol
 Ambiguitas
 Kolase
4 Sumber : Arsitektur Post Modern, Charles Jencks, Ir. Kadarono ; Mata Kuliah Studio Perancangan Arsitektur 5, ITATS
II-13
Contoh Historicism ;
 Jepang
 Arsitek dengan gaya New Japanese Style.
 Konsepnya adalah tradisional dan Rasionalisme yang diatur
dengan aturan Corbusian (ala Le Corbusier)
 Tokohnya : Kunio Mayekawa, Kenzo Tange, Kisho
Kurokawa, Kiyonori Kikutake, Arata Izosaki, dll
Gambar II.1. ; Gymnasium Building.
Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004
Kesan perpaduan antara modern dan tradisional
Jepang (Double Coding) sangat terasa dalam rancangan
Gymnasium Building karya Kenzo Tange.
 Italia
 Dikenal dengan aliran Neo Liberty Italian yang bersumber
dari : Neo-Roman, Neo Vernacular Revivalism.
 Contoh Arsitek :
 Philip Johnson : Classical Image & historic (lihat AT &
T Building).
Gambar II.2. ; AT & T karya Arsitek Philip Johnson.
Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004
II-14
 Charles Moore :
 Memakai bahasa lama dari arsitektur.
 Merasakan perwujudan ruang melalui Historical
Illusion.
 Menggunakan metoda participation
(keterdekatan dengan client).
 Keanekaragaman budaya diperhatikan.
 Pluralis dan Radical Eclecticism (kemajemukan);
1. Fungsi yang berbeda (The Variety of
Function).
2. Selera budaya pemakai (The Spesific
Taste Culture of its users).
3. Konten dari Bangunan (the Content of
building).
Gambar ; II.3. ; Piazza d´Italia di New Orleans (1976 – 1979),
Arsitek Charles Moore..
Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004
2.1.5.2. Straight Revivalisme.
Dasar Ideologi :
 Bentuk Semiotik
 Double Coding
 Pluralisme
 Elitis
 Peace Meal/Perbagian
 Arsitek Sebagai Artis Dan Klien
 Tradisi
II-15
Dasar Gaya / Style :
 Kompleks Dan Berlawanan
 Eclectik
 Pro Sejarah
 Penggunaan Ornamen
 Artikulasi Semiotik
 Pro Representatif
 Tergantung Konteks
 Ekspresi Hybrid
Dasar Ide Desain :
 Kontekstual
 Fungsi Bercampuran
 Bangunan Rata Jalan
 Ambiguitas
 Queen Anne Revival
 Pemakaian langgam-langgam arsitektur yang sulit untuk
dihilangkan dengan cara apapun karena sudah mendarahdaging
di masyarakat (= misalnya Gothic).
 Mengulang mentah-mentah gaya yang muncul sebelum
fungsionalisme.
Contoh-contoh ;
• Hasan Fathy.
• Francois Sporay.
• Quinlan Terry.
• Edwin Lutyen.
2.1.5.3. Neo Vernacular.
Dasar Ideologi :
 Bentuk Semiotik
 Double Coding
 Popular Dan Pluralisme
 Peace Meal / Perbagian
II-16
 Artis Dan Klien
 Arsitek Sebagai Aktivis Dan Representatif
Dasar Gaya / Style :
 Kompleks Dan Berlawanan
 Eclectik
 Pro Sejarah
 Pro Organis
 Ekspresi Hybrid
 Pro Representatif
 Artikulasi Semiotik
Dasar Ide Desain :
 Kontekstual Urbanisme Dan Rehabilitasi
 Fungsi Bercampuran
 Bangunan Rata Jalan
 Ambiguitas
 Kolase
 Perkawinan antara bangunan modern dan bangunan bata abad
19.
 Menampilkan langgam asli daerah setempat pada bangunan
baru.
Ciri-ciri :
 Atap miring
 Outline bangunan identik dengan lingkungan Vernacular
 Bahan bangunan alami (batu bata). Slogan : Bangunan lebih
manusiawi
 Detail yang digunakan sepotong-potong
 Massa bangunan seperti lukisan.
II-17
2.1.5.4. Ad - hoc Urbanist
Dasar Ideologi :
 Bentuk Semiotik
 Double Coding
 Popular Dan Pluralisme
 Peace Meal / Perbagian
 Artis Dan Klien
 Arsitek Sebagai Aktivis Dan Representatif
Dasar Gaya / Style :
 Kompleks Dan Berlawanan
 Eclectik
 Pro Organis
 Ekspresi Hybrid
 Tergantung Konteks
 Pro Representatif
 Artikulasi Semiotik
Dasar Ide Desain :
 Kontekstual
 Fungsi Bercampuran
 Bangunan Rata Jalan
 Ambiguitas
 Kolase / Collision
 Ciri Khas Aliran ad-hoc : keasyikan menambah pelbagai
komponen baru pada suatu rancangan yang sedang dalam
proses pengembangan tanpa berusaha memikirkan lokasi dan
posisi yang tepat diantara proses tersebut.
 Alasannya : kebutuhan tersebut baru terpikirkan kemudian.
Contoh-contoh Ad - hoc Urbanist ;
 Karya-karya James Stirling.
 Karya-karya Rob & Leon Krier.
 Karya-karya : Lucien Kroll.
II-18
 Karya-karya : Ralph Erskine, antara lain Byker Housing di
New Castle.
Gambar II.4. ; Byker Housing di New Castle, Karya Ralph Erskine
Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004
2.1.5.5. Metaphor / Metaphysics
Dasar Ideologi :
 Bentuk Semiotik
 Double Coding
 Popular Dan Pluralisme
 Arsitek Sebagai Aktivis Dan Representatif
Dasar Gaya / Style :
 Pro Organis
 Pro Simbiolesme
 Artikulasi Semiotik
 Pro Metaphor
 Pro Humor
Dasar Ide Desain :
 Kontekstual
 Ambiguitas
 Tiap karya arsitektur harus mempunyai Significant References.
 Pilihannya : Referensi yang janggal, kabur dan tersamar.
 Bangunan dianggap seperti organ / tubuh manusia, alam dan
binatang.
II-19
Contoh-contohnya Metaphor / Metaphysics ;
 Sydney Opera House (Jorn Utzon).
Gambar II.5.; Sydney Opera House. Arsitek Jorn Utzon.
http//www.opera\leteratur opera syedney\translate.htm
Metafor yang muncul :
1. Perahu Layar.
2. Kura-kura bertumpuk-tumpuk.
3. Kulit jeruk yang dikupas.
 Kapel Ronchamp (Karya : Le Corbusier).
Gambar II.6.; KapeL Ronchamp, Arsitek Lee Cobusier.
Sumber : http//www.konsep-pemikiran-arsitektur-modern
Metafor yang muncul :
1. Kapal.
2. Tangan terkepal / berdoa.
3. Topi perancis.
II-20
 Swan´s Hotel (Karya : Michael Graves).
Gambar II.7,. ; Swan´s Hotel Karya : Michael Graves.
Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004
Metafor yang muncul :
 Sclupture berbentuk Angsa ditampilkan apa adanya.
 TWA – Eero Saeerinen.
Gambar II.8. ; TWA – Eero Saeerinen.
Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004
Metafor yang muncul :
 burung yang membentangkan sayapnya dan siap
terbang
II-21
 Simbolisme Dan Metafor Dalam Bentuk Ornamen
Gambar II.9, ; Unsur simbolisme dan metafor yang seringkali hadir dalam
arsitektur Post Modern.
Sumber: http//www.Arsitektur Post Modern. Wawancara dengan koran
Seputar Indonesia _ Arsitektur rumah tinggal dan desain interior.htm
2.1.5.6. Post - Modern Space
Dasar Ideologi :
 Double Coding
 Pluralisme
 Bentuk Semiotik
 Arsitek Sebagai Representatif
Dasar Gaya / Style :
 Ekspresi Hybrid
 Kompleks Dan Berlawanan
 Kejutan Dalam Ruang
 Bentuk Abstrak
 Artikulasi Semiotik
Dasar Ide Desain :
 Fungsi Bercampuran
 Bentuk Miring
 Ambiguitas
 Keseimbangan Asimetri
 Berarti Harifah
II-22
Beberapa Contoh Karya-karya Besar Frank O Gehry ;
 Museum Gugenheim Bilbao – Spanyol 1997, (karya ;
Frank O Gehry).
Gambar II.10. ; Museum Gugenheim Bilbao – Spanyol 1997.
Sumber; http//www.Arsitektur Post Modern. Wawancara dengan koran
Seputar Indonesia _ Arsitektur rumah tinggal dan desain interior.htm
 Ray & Maria Stata Center, Mit - CAMBRIDGE MA, USA.
(karya ; Frank O Gehry).
Gambar II.11. ; Ray & Maria Stata Center, Mit - CAMBRIDGE MA, USA.
Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004
 Weisman Center, Minneapolis - Mn, Usa 1993. (karya ;
Frank O Gehry).
Gambar II.12. ; Gehry House, Santa – Monica, Califonia 1977 – 1988.
Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004
II-23
Beberapa Contoh Karya-karya Besar Peter Eisenman ;
 Model Of Biocentrium, Biotechnology Research
Laboratory. (karya ; Peter Eisenman).
Gambar II.13. ; Model Of Biocentrium, Biotechnology Research Laboratory.
Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004
 House III, Lakeville, Connecticut 1969 - 1971. (karya ;
Peter Eisenman).
Gambar II.14. ; House III, Lakeville, Connecticut 1969 - 1971.
Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004
Read More